Struktur Organisasi dan Peran Strategis Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bukittinggi: Menatap Tantangan dan Peluang
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) merupakan salah satu pilar penting dalam sistem pemerintahan daerah yang bertanggung jawab dalam menjaga kualitas lingkungan hidup, mengatur pengelolaan limbah, kebersihan, dan mengawasi kerusakan lingkungan. Di Kota Bukittinggi, DLH menampilkan struktur organisasi dan pejabat struktural yang jelas, sebagaimana tertuang dalam laman https://dlhbukittinggi.org/struktur/, yang menjadi fondasi administrasi dan operasional lembaga ini.
1. Latar Belakang dan Pentingnya Struktur Organisasi DLH
Struktur organisasi adalah kerangka yang memetakan pembagian
tugas, wewenang, tanggung jawab, dan alur koordinasi antar unit di dalam sebuah
instansi. Bagi DLH Kota Bukittinggi, struktur yang baik memungkinkan lembaga
ini berjalan efektif dalam menghadapi tantangan lingkungan, mulai dari
penanganan sampah, pengendalian pencemaran, sampai peningkatan kapasitas
masyarakat.
Menurut dokumen internal DLH Kota Bukittinggi, struktur organisasi DLH diatur dalam peraturan daerah/perwako tipe B yang mencantumkan tiga bidang utama dan juga sub-unit pelaksana teknis (UPT). Eprints Undip+1 Struktur ini berfungsi sebagai panduan kerja, agar setiap bidang memahami perannya dalam mendukung visi misi lingkungan hidup kota.
2. Pejabat Struktural DLH Kota Bukittinggi
Dalam laman https://dlhbukittinggi.org/struktur/
tercantum daftar pejabat dan jabatan mereka, yang mencakup:
- Darumasa
Herman, SE, S.Kom, MM — Kepala Dinas
- Kirman
Elvianto, SE, Ak, MM — Sekretaris
- Druman
Elvianto, T. M.Ec.Dev — Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
- Elfianto
Halima, Ak, M.AP — Kepala Sub Bagian Keuangan
- Ilham
Durmanwan, ST, M.Si — Kepala Bidang Tata Lingkungan
- Milki
Alvianto, S.Sos, M.Si — Kepala Bidang Penaatan & Peningkatan
Kapasitas
- Andrian
William, S.IP, M.Si — Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran &
Kerusakan
- Putra
Chandra, S.Pd, M.Si — Kepala Bidang Kebersihan & Pengelolaan
Sampah
(Daftar pejabat ini melanjutkan hingga unit-unit teknis di UPT sampah dan perlengkapan) dlhbukittinggi.org
Susunan pejabat tersebut menunjukkan pembagian otoritas di level strategis (kepala dinas dan sekretaris) sampai ke bidang teknis yang langsung berinteraksi dengan persoalan lingkungan di lapangan. Dengan struktur demikian, DLH memiliki kanal khusus agar program-program lingkungan berjalan sistematis dan terukur.
3. Tugas, Fungsi, dan Tantangan Operasional
DLH Kota Bukittinggi memiliki beberapa tugas pokok: menyusun
kebijakan lingkungan, pengendalian pencemaran, pengelolaan sampah, pengawasan
kerusakan lingkungan, edukasi masyarakat, serta koordinasi antar lembaga.
Setiap bidang di dalam struktur menyasar tugas spesifik:
- Bidang
Tata Lingkungan berfokus pada penataan ruang lingkungan, konservasi
ekosistem perkotaan, dan pengelolaan ruang terbuka hijau.
- Bidang
Penaatan & Peningkatan Kapasitas mengawasi pemenuhan peraturan
lingkungan (izin, sanksi) dan melakukan pembinaan terhadap masyarakat
serta lembaga pemerintahan agar sadar lingkungan.
- Bidang
Pengendalian Pencemaran & Kerusakan menangani limbah cair, gas,
dan dampak kerusakan lingkungan.
- Bidang
Kebersihan & Pengelolaan Sampah bertanggung jawab atas sistem
pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan sampah.
- Unit
teknis (UPT) seperti UPT pengelolaan sampah wilayah barat/timur, UPT TPA,
UPT perlengkapan berperan sebagai pelaksana lapangan yang menerjemahkan
kebijakan menjadi tindakan nyata.
Meskipun demikian, tantangan operasional selalu ada. Kota Bukittinggi sebagai kota wisata menghadapi beban limbah padat (sampah domestik & wisata) yang tinggi. Persoalan pencemaran air dari limbah rumah tangga, pengelolaan limbah cair industri kecil, serta tekanan lahan hijau akibat pembangunan menjadi persoalan klasik. Untuk itu, DLH mesti aktif dalam sinergi kebijakan, inovasi teknologi, dan partisipasi warga.
4. Inovasi dan Upaya Terkini
Dalam praktik pengelolaan sampah, salah satu langkah
strategis yang mulai diperkenalkan di berbagai wilayah (termasuk Aceh Barat
Daya sebagai contoh) adalah penggunaan TPA Regional sebagai solusi
penanganan sampah perkotaan — bukan hanya dumping langsung, tetapi pengolahan
dan pemilahan dahulu. dlhacehbaratdaya.org+1 Model seperti ini bisa diadaptasi di
Bukittinggi agar beban taman kota atau kawasan wisata tidak terkendala sampah.
DLH juga bisa mendorong program Bank Sampah, daur ulang
lokal, pengembangan energi alternatif dari sampah (misalnya gas metana dari
sampah organik), serta kampanye zero waste di event masyarakat. Dengan struktur
organisasi yang jelas, DLH bisa menggunakan bidang Penaatan & Peningkatan
Kapasitas untuk melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis
komunitas.
Selain itu, DLH harus menjaga fungsi pengawasan terhadap pabrik kecil, warung, atau resto agar tidak membuang limbah sembarangan. Dengan bidang Pengendalian Pencemaran & Kerusakan lingkungan yang memiliki kapasitas pengambilan sampel dan analisis, DLH dapat menegakkan sanksi bagi pelanggar peraturan lingkungan daerah.
5. Keunggulan Struktur DLH Bukittinggi
Beberapa aspek keunggulan dari struktur organisasi DLH
Bukittinggi meliputi:
- Pembagian
kerja spesifik — Dengan bidang-bidang khusus, beban operasional tidak
tumpang tindih, setiap fungsi punya unit yang fokus.
- Unit
teknis di lapangan (UPT) — Memungkinkan respons cepat dan tindakan
langsung terhadap masalah lingkungan di zona barat, timur, TPA, dsb.
- Keberlanjutan
institusional — Dengan pejabat yang ditetapkan secara jelas,
kesinambungan kebijakan lebih terjaga meskipun pergantian pimpinan.
- Transparansi & Akuntabilitas — Publik dapat melihat struktur di laman resmi https://dlhbukittinggi.org/struktur/ sebagai dokumentasi terbuka. Ini membangun kepercayaan masyarakat.
6. Strategi Ke Depan: Menuju Kota Bukittinggi Ramah
Lingkungan
Agar DLH lebih efektif, beberapa strategi bisa disarankan:
- Penguatan
kapasitas personel — Pelatihan teknis, sertifikasi pengelolaan
lingkungan, alat laboratorium mini agar bisa analisis lokal.
- Kolaborasi
lintas sektor — DLH perlu bersinergi dengan dinas pariwisata,
pemukiman, PUPR, dan satpol PP agar kebijakan lingkungan menjadi satu
kesatuan integratif.
- Partisipasi
masyarakat — Melibatkan warga melalui edukasi, lomba kebersihan,
komunitas lingkungan, dan sistem pelaporan keluhan lingkungan.
- Pemanfaatan
teknologi digital — Aplikasi peta sampah, sistem pengaduan online,
pemantauan kualitas udara dan air secara periodik.
- Inovasi pembiayaan lingkungan — Mencari dana CSR, dana hibah, atau skema insentif bagi komunitas pengelola sampah.
Struktur organisasi DLH kota Bukittinggi sebagaimana
tertuang dalam https://dlhbukittinggi.org/struktur/
bukan sekadar daftar pejabat, melainkan kerangka utama agar lembaga ini dapat
berjalan efektif dan efisien dalam menghadapi kompleksitas lingkungan
perkotaan. Dengan struktur yang rapi, pembagian tugas jelas, dan keberadaan
unit teknis di lapangan, DLH memiliki pondasi yang kuat untuk menerapkan
kebijakan lingkungan yang progresif.
Namun, struktur saja tidak cukup — diperlukan sinergi antar
lembaga, dukungan masyarakat, inovasi teknologi, dan ketegasan dalam penegakan
regulasi. Bila DLH mampu menyelaraskan semua elemen itu, Kota Bukittinggi
berpotensi menjadi contoh kota yang tidak hanya indah dan bersih, tetapi juga
lestari dan berdaya tahan lingkungan.
.jpg)
Tidak ada komentar: